Buana Katulistiwa - Gempa bumi memang dapat disebabkan oleh tektonik dan vulkanik. Namun begitu, beberapa kejadian gempa bumi juga dapat disebabkan oleh kegiatan manusia. Bom nuklir, misalnya, dapat menyebabkan gelombang seismik, tidak terlalu berdaya kuat tapi dia memiliki lebih banyak kekuatan daripada gempa vulkanik.
Contoh gempa akibat perbuatan manusia dapat kita temukan di utara Belanda, dimana eksplorasi gas telah mendorong pergerakan seismik. Ahli lain juga percaya bahwa pemakaian bom ikan yang terlalu sering digunakan di suatu tempat juga bisa mempengaruhi pergerakan seismik, walau belum dapat diberikan contoh riil kasus ini.
Tapi, kebanyakan gempa bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik (tiktoo=generate=membangkitkan, menghasilkan). Lempeng ini berasal dari lapisan kulit bumi. Kebanyakan dari pergerakan ini tidak dapat dirasakan, ada banyak yang terlalu kecil untuk diketahui. Hanya seismograf yang mampu mencatat mereka. Setiap hari kerak bumi ini bergeser, jadi misalnya Afrika bergerak ke arah Eropa dan sepertinya mengarah pembentukan teluk antara Jerman dan Belanda.
Umumnya lempeng-lempeng ini adalah berdekatan satu sama lain. Beberapa lempeng tetap bersatu dan berbentuk lempeng yang besar, yang sama kadang-kadang dengan kasar bergerak, menyebabkan getaran di kulit bumi yang kita rasakan sebagai gempa bumi. Lempeng dapat bertubrukan (membentuk zona tekanan, dan mungkin membentuk jajaran gunung baru atau ngarai besar), atau menyelip ke lempeng lain (zona subduksi dan juga mungin membentuk jajaran gunung baru). Tempat terjadinya beberapa kilometer di kedalaman permukaan bumi, yang kita sebut sebagai hypocenter.
Mengapa lempeng-lempeng ini bergerak? Ini disebabkan oleh perbedaan arus panas batuan dan material di dalam bumi. Material yang hangat ingin ke atas (udara hangat naik, dingin akan turun) mendorong jalan ke material lain, yang menyebabkan getaran. Gempa bumi tektonik lebih kuat daripada gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung api (vulkanik). Dari gempa bumi yang tercatat pada magnitude 4,8 dilaporkan merupakan gempa bumi tektonik.
Gempa bumi yang lebih kecil seringkali disebabkan oleh perpindahan magma di bawah permukaan bumi, yang menekan jalan keluar. Berdekatan dengan gunung api aktif kita secara teratur dapat merasakan gempa bumi yang minor dan biasanya tidak menyebabkan banyak kerusakan. Kasus erupsi seperti pada Krakatau (1883), yang dapat terdengar hingga 5000 kilometer jauhnya.
Dapatkah gempa ini diprediksi? Hingga sekarang kalangan ilmuwan masih sangat sulit untuk memprediksi gempa bumi ini. Kita hanya dapat mendeteksi getaran kecil dan mengatakan agar waspada, tapi kita tidak dapat membuat prediksi akurat mengenai kapan gempa bumi itu akan terjadi. Ini bisa saja terjadi dalam tahun, bulan, minggu, hari atau detik ke depan. Kemudian akan menjadi terlambat. Tapi siapa tahu, suatu saat kita akan dapat menemukan alat yang bisa memprediksi kejadian itu dengan tepat. Siapa tahu? (*/bj)
Sumber: Bagaimana Anda Mengajarkan Soal Kejadian Gempa
Wednesday, April 8, 2009
Bagaimana Anda Mengajarkan Soal Kejadian Gempa?
Posted by 4315931117 at 10:05 AM
Labels: belajar geografi, geografi, manfaat geografi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comments:
Post a Comment